education

Wednesday, December 28, 2016

POLA PERTAHANAN DIRI PADA HEWAN

http://www.slideshare.net/yoesvic/pola-pertahanan-pada-hewan

POLA-POLA PERILAKU PERTAHANAN
PADA HEWAN


DI SUSUN OLEH :

ADOLFUS JONDO
KOMANG WIDIADYANA
PETRUS AFRI WONTARIS
KADEK FERA MEGANTARI
KATARINA TRISANTI PRISCA PIO
YUSTINUS VICTOR RIANUS BURA





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang

Perilaku adalah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya. Perilaku dapat terjadi akibat stimulus dari luar. Reseptor diperlukan untuk mendekati stimulus, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respon dan efektor untuk melaksanakan aksi. Perilaku dapat juga terjadi karena adanya stimulus dari dalam, misalnya rasa lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan diambil bila makanan benar-benar terlihat atau tercium. Umumnya perilaku suatu organisme merupakan gabungan stimulus dari dalam dan luar.
Setiap makhluk hidup akan melakukan interaksi dengan lingkungannya sejak pertama kali mereka dilahirkan. Untuk tetap eksis setiap makhluk hidup harus mampu melakukan adaptasi, baik pada tingkatan populasi maupun komunitas pada suatu biosfer.
Setiap hewan mempunyai kemampuan berbeda-beda dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian diri ini berguna untuk memperoleh makanan. Selain itu juga untuk mempertahankan diri dari musuhnya. Setiap jenis hewan selalu berusaha melindungi diri dari serangan musuhnya. Hampir semua jenis hewan memiliki bagian tubuh untuk melindungi diri. Selain itu, ada sebagian hewan melindungi diri dengan tingkah laku.








1.2      Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pertahanan hewan ?
2.      Bagaimanakah pola-pola perilaku pertahanan hewan ?
3.      Apa saja contoh-contoh dari hewan untuk mempertahankan diri ?


1.3       Tujuan
1.      Mengatahui serta memahami definisi pertahanan hewan
2.      Mengetahui serta memahami pola-pola perilaku dari pertahanan hewan.
3.      Mengetahui serta memahami contoh-contoh perilaku hewan untuk mempertahankan diri



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Definisi Perilaku Pertahanan  Pada Hewan
Semua jenis hewan sebenarnya memiliki peluang untuk dimangsa. Bahkan serigala dan singa sering menjadi mangsa ketika mereka masih sangat muda. Beberapa hewan seperti pada kebanyakan ulat dan kadal meleburkan warna dirinya dengan latar  belakang di mana mereka berada sehingga seringkali sulit untuk dilihat. Perilaku ini sering disebut dengan perilaku cryptic. Beberapa jenis hewan lain memiliki kemampuan perilaku untuk melepaskan diri dari pemangsaan, seperti berlari sangat cepat pada antelope dan berenang dengan cepat pada ikan. Perilaku lain, melakukan serangan balik dengan perilaku menggunakan tanduk atau dengan gigitan. Beberapa hewan melakukan perilaku dengan menakut - nakuti, sehingga predator berpikir bahwa dengan memakannya akan berisiko terkena gigitan atau yang lainnya. Racoon misalnya, akan memperlihatkan gigi - giginya yang tajam ketika didekati predator. Serta ada  beberapa jenis hewan yang melakukan kamuflase (penyamaran) untuk melindungi diri dari predator. Seperti Burung Ptarmigan pada musim dingin berbulu putih, dan  pada musim panas bulunya berbintik membuat tidak menarik perhatian.
Perilaku mempertahankan diri pada hewan yaitu pola Perilaku yang di lakukan oleh hewan guna keberlangsungan hidupnya. Baik itu berkisar pada melarikan diri dari pemangsa potensialnya maupun bertahan dari kondisi lingkungannya. Berdasarkan pengertiannya,  Pola perilaku pertahanan diri pada hewan  terbagi atas 2 yaitu:
1.      Pola perilaku mempertahankan diri
pola perilaku yang berkisar mulai pada  melarikan diri dari pemangsa potensial sampai dengan menggunakan senjata bertahan dan penggunaan kamuflase dan mimikri (meniru).


2.      Pola perilaku Bertahan hidup dalam lingkungan fisik
Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu, salinitas, kelembaban tertentu, dan sebagainya. Kisaran ini relatif luas bagi hewan, seperti mamalia dan burung, yang banyak mempunyai mekanisme yang efisien untuk mempertahankan kendali homeostatis terhadap lingkungannya.

2.2       Jenis-Jenis Pola Perilaku Pertahanan Pada Hewan
Setiap hewan mempunyai kemampuan berbeda-beda dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian diri ini berguna untuk memperoleh makanan. Selain itu juga untuk mempertahankan diri dari musuhnya. Setiap jenis hewan selalu berusaha melindungi diri dari serangan musuhnya. Hampir semua jenis hewan memiliki bagian tubuh untuk melindungi diri. Selain itu, ada sebagian hewan melindungi diri dengan tingkah laku. Berikut jenis-jenis pola perilaku bertahan pada hewan yaitu sebagai berikut :
1.      Pola perilaku mempertahankan diri
A.    Mimikri
https://statik.tempo.co/?id=177547&width=620Mimikri adalah cara mempertahankan diri terhadap musuh dengan cara menyerupai sesuatu, secara khas menyerupai tipe lain organiseme lain seperti misalnya bunglon yang dapat berubah-ubah sesuai warna benda di sekitarnya agar dapat mengelabuhi binatang predator / pemangsa sehingga sulit mendeteksi keberadaan bunglon untuk dimangsa. Jika bunglon dekat dengan dedaunan hijau maka dia akan berubah warna kulit menjadi hijau, jika dekat batang pohon warna coklat, dia juga ikut ganti warna menjadi coklat, dan lain sebagainya.



Mimikri dibagi menjadi mimikri Miller, mimikri Bates dan mimikri agresif.
Ø  Mimikri Miller adalah hewan yang dapat dimakan sangat mirip dengan hewan yang tidak dapat dimakan. Misalnya kupu-kupu pangeran tidak mengandung racun dalam tubuhnya dan enak dimakan seperti roti bakar, sangat mirip dengan kupu-kupu raja yang mempunyai racun dalam tubuhnya.

Ø  Mimikri Bates adalah hewan yang tidak berbahaya menyerupai hewan lain yang berbahaya. Misalnya sejumlah ular di AS yang tidak berbahaya memiliki warna seperti ular tanah yang sangat berbisa.
Ø  Mimikri agresif adalah mengembangkan alat untuk mengelabui mangsanya. Ikan anglerfish (Antennarius) dari Filipina mempunyai satu pemikat yang mirip ikan kecil untuk memikat mangsanya, pemikat tersebut adalah perkembangan dari duri pada sirip punggung pertama. Kunang-kunang jantan dan betina saling tertarik dengan cahaya kelap-kelipnya, pola kelap-kelip ini berbeda untuk setiap spesies. Tetapi ada suatu spesies kunang-kunang betina yang dapat meniru kelap-kelip spesies yang lain, bila jantan spesies yang lain itu datang akan dimakan.
Mimikri pada serangga :
            Mimikri didefinisikan sebagai pemiripan atau peniruan secara fisik atau perilaku oleh satu spesies terhadap spesies yang lain yang menguntungkan dirinya, atau secara tidak langsung juga keduanya. Organisme yang “meniru” disebut mimik, sedangkan organisme yang “ditiru” disebut model. Di alam ini, cukup banyak jenis organisme, baik tumbuhan maupun hewan yang melakukan mimikri untuk tujuan pertahanan maupun mendapatkan pakan. Serangga adalah salah satu jenis hewan yang melakukan mimikri, dan pada banyak kasus terbukti efektif.


Ø  Mimikri Batesian
Mekanisme dari mimikri ini adalah peniruan oleh serangga peniru yang tergolong tidak berbahaya pada model-model serangga yang tergolong berbahaya atau beracun. Contoh yang cukup terkenal adalah lalat syrphid genus Eristalis spp. yang morfologi dan perilakunya amat mirip dengan lebah spesies Apis mellifera (Golding dan Edmunds, 2000). Pada penelitian yang dilakukan keduanya, sang lalat syrphid terbukti mampu menirukan perilaku lebah dengan sangat mirip dari aspek waktu kunjungan ke bunga tumbuhan-tumbuhan tertentu, di samping memang secara morfologis sangat mirip. Contoh lainnya, misalnya pada kumbang staphylinid myrmecophilous, Pella comes yang mampu menirukan morfologi semut inangnya, dan bahkan menghindarkannya dari pemangsaan oleh predator (katak pohon).
Ø  Mimikri Browerian
Fenomena ini dianggap mirip dengan mimikri Batesian, namun terjadi di antara individu dalam satu spesies. Fenomena ini ditemukan oleh Lincoln P. Brower dan Jane Van Zandt Brower, dan disebut juga automimicry. Mimikri ini muncul pada spesies-spesies kupu-kupu, misalnya D. plexippus yang makan tumbuhan milkweed yang kadar racunnya bervariasi. Keuntungan dari mimikri ini adalah, jika predator makan pada beberapa individu larva atau imago, dan kemudian menemukan bahwa salah satu individu berasa sangat tidak enak, maka predator tersebut akan segera berhenti menyantapnya, dan meninggalkan koloni kupu-kupu tersebut. Artinya, beberapa individu menjadi tumbal bagi keselamatan seluruh individu yang tersisa.
Ø  Mimikri Peckhamian
Serangga yang menerapkan mimikri jenis ini (disebut mimikri Peckhamian merujuk pada penemunya, George dan Elizabeth Peckhman) akan meniru ciri-ciri serangga yang tidak berbahaya atau mungkin berguna untuk “menipu” inang atau mangsanya, sehingga memudahkannya memangsa tanpa dicurigai oleh anggota koloni mangsanya. Contohnya misal pada tiga spesies lalat syrphid predator genus Microdon yang meniru pupa semut inangnya (genus Camponotus dan Formica). Pengamatan oleh Garnett et al (1985) membuktikan bahwa larva instar 1 dan 2 Microdon mampu menirukan morfologi, bahkan “bau” khas pupa kedua spesies semut tersebut dengan sangat mirip, sehingga memungkinkan mereka dapat memangsa pupa-pupa semut tersebut. Contoh lain adalah pada kunang-kunang Photuris betina yang mampu mengeluarkan pola kerlip cahaya yang mirip dengan pola kerlip cahaya kunang-kunang jenis Photinus. Akibatnya, kunang-kunang jantan Photinus terpikat oleh ajakan kawin si Photuris, yang berujung pada maut, karena begitu sampai, sang “betina” ternyata adalah calon pemangsanya! Yang lebih hebat lagi, dengan memangsa Photinus, betina Photuris akan mendapatkan senyawa steroid lucibufagins yang bermanfaat sebagai senyawa pertahanan dari si mangsa.

B.     Kamuflase
Proses adaptasi yang menyamakan atau menyeragamkan warna kulit dengan lingkungan sekitarnya untuk melindungi diri dari predator atau untuk mencari makan. Ada beberapa jenis kamuflase seperti menyesuaikan diri dengan perubahan dalam lingkungan, ada juga yang tidak menyembunyikan sama sekali, tapi menakuti hewan lain dengan menyamarkan diri sebagai sesuatu yang berbahaya atau tidak menarik.
Lingkungan menjadi faktor paling penting dalam proses kamuflase. Teknik kamuflase sederhana adalah dengan mencocokkan dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, berbagai elemen dari habitat alami dapat disebut sebagai model untuk kamuflase. Karena tujuan akhir dari kamuflase adalah untuk bersembunyi dari hewan lain, fisiologi dan perilaku predator hewan atau mangsa sangat signifikan. Binatang tidak akan mengembangkan setiap kamuflase yang tidak membantu bertahan hidup, jadi tidak semua hewan berbaur dengan lingkungan dengan cara yang sama. Misalnya, tidak ada gunanya binatang mereplikasi warna sekitarnya jika predator utamanya buta warna.
lizard_camouflage01.jpg









C.    Autotomi
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara mengorbankan salah satu bagian tubuh. Contoh autotomi yaitu pada cicak / cecak yang biasa hidup di dinding rumah, pohon, dll. Cicak jika merasa terancam ia akan tega memutuskan ekornya sendiri untuk kabur dari sergapan musuh. Ekor yang putus akan melakukan gerakan-gerakan yang cukup menarik  perhatian sehingga perhatian pemangsa akan fokus ke ekor yang putus, sehingga cicak pun bisa kabur dengan lebih leluasa.
images.jpg

D.    Mengeluarkan bau atau cairan tubuh
Pola perilaku pertahanan diri ini, biasannya di lakukan oleh hewan-hewan tertentu untuk menghindari pemangsannya atau merasa jiwanya terancam. Hewan yang mengeluarkan bau atau cairan tubuhnya saat merasa dirinya terancam contohnya adalah sigung, Mamalia hitam dengan garis putih Ini telah mendapatkan gelar hewan terbau di dunia, ia akan mengeluarkan bom bau ketika merasa terancam. Bahkan kemudian, mereka akan memberikan sinyal beberapa peringatan, seperti mendesis, menghentakkan kaki mereka, atau mengangkat ekor mereka di udara sebelum mengeluarkan bau mereka. Semprotan berbahaya Sigung ‘dapat menyebar sejauh 10 kaki (3 meter), tetapi mereka hanya dapat menggunakan 5 sampai 6 kali semprotan sebelum mereka mengisi pasokan bom bau, yang dapat berlangsung hingga 10 hari. Semprotan ini tidak mematikan, namun bau sigung cukup untuk membuat predator apapun mengevakuasi daerah tersebut, dan bau tetap terasa selama berhari-hari, yang dapat membuat korban merasa sangat tidak nyaman. 
Cara Memelihara Sigung.jpg





2.      Pola Perilaku Bertahan Hidup Dalam Lingkungan Fisik Kebanyakan
A.    Hibernasi
Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan yang keras dengan cara tidur menonaktifkan dirinya (dorman). Hibernasi bisa berlangsung lama secara berbulan-bulan seperti beruang pada musim dingin. Hibernasi biasanya membutuhkan energi yang sedikit, karena selama masa itu biantang yang berhibernasi akan memiliki suhu tubuh yang rendah, detak jantung yang lambat, pernapasan yang lambat, dan lain-lain. Binatang tersebut akan kembali aktif atau bangun setelah masa sulit terlewati. Contoh hewan yang berhibernasi yaitu seperti ular, ikan, beruang, kura-kura, bengkarung, dan lain-lain.

pLi6ElOpTF.jpg

2.3       Contoh-Contoh Perilaku  Pertahanan Pada Hewan
1.      Cicak dan Kadal
Jika ada pemangsa yang menyerang dan menangkap ekor cicak, makhluk tersebut akan segera memutuskan ekornya. Bagian ekor yang putus akan bergerak-gerak untuk beberapa menit. Hal ini akan mengalihkan perhatian pemangsanya. Pada saat itu, cicak akan segera menjauhi pemangsanya. Ekor cicak akan tumbuh seperti semula dalam beberapa bulan.
Cecak dan kadal memutuskan ekornya jika diserang oleh musuh. Tindakan hewan memutus bagian tubuhnya disebut autotomi. Hal ini dilakukan untuk mengelabui musuhnya. Bagian ekor yang putus dapat bergerak-gerak sehingga mengalihkan perhatian musuhnya. Saat itulah kadal atau cecak melarikan diri. Ekor yang telah putus pada hewan itu dapat tumbuh kembali.
Maby_multif_F_050222_061_kng.jpg

2.      Bunglon
Bunglon meliputi beberapa marga, seperti Bronchocela, Calotes, Gonocephalus, Pseudocalotes dan lain-lain. Bunglon bisa mengubah-ubah warna kulitnya, biasanya berubah dari warna-warna cerah (hijau, kuning, atau abu-abu terang) menjadi warna yang lebih gelap, kecoklatan atau kehitaman.
Bunglon dapat mengubah warna kulit sesuai dengan lingkungannya. Misalnya di daun yang berwarna hijau, bunglon berwarna hijau. Ketika berada di batang pohon berwarna cokelat, bunglon akan berubah menjadi cokelat. Tindakan hewan mengubah warna kulitnya saat melindungi diri dinamakan mimikri.
Gambar-bunglon-2.JPG

3.      Lebah dan Kelabang
Hewan-hewan ini menggunakan sengatnya untuk melindungi diri. Sengat tersebut dapat mengeluarkan zat beracun yang dapat melukai musuh atau pemangsanya.
Lebah-Atau-Tawon.jpgArti-Mimpi-Kelabang.jpg
4.      Cumi-Cumi dan Gurita
Cumi-cumi, sotong, dan gurita hidup di laut. Ketika diserang musuh, hewan-hewan ini mengeluarkan cairan hitam seperti tinta. Akibatnya air menjadi keruh. Saat itulah hewan-hewan ini segera melarikan diri.
index.jpgcumi-cumi mengeluarkan tinta.jpg
5.      Landak

Landak mempunyai kulit berduri dan kaku. Saat menghadapi bahaya, landak mengembangkan durinya. Selain itu, landak juga berusaha membelakangi musuh. Dengan demikian, apabila musuhnya menyerang, tubuh musuh akan tertusuk duri. Walaupun duri landak ini tidak beracun, tetapi dapat membuat lawannya terluka.
landak.jpg
6.      Trenggiling dan Luing
Trenggiling dan luing akan menggulung tubuhnya jika mendapat gangguan dari luar. Trenggiling mempunyai kulit berupa sisik yang keras. Saat menggulung, bagian perutnya yang lunak akan terlindungi suatu perisai yang sangat keras
jadi-bahan-pembuat-sabu-harga-trenggiling-meroket-1lSvb8Cx6f.jpgkaki seribu.jpg
7.      Belalang 
Belalang daun biasanya hinggap di dedaunan untuk mencari makanan. Tubuh belalang daun berwarna hijau mirip warna daun sehingga tersamarkan. Hal ini menyulitkan musuhnya untuk mengetahui keberadaan belalang tersebut.
Belalang-Hijau.jpg

8.      Malaysia Ant (Semut Malaysia)
Kebanyakan orang yang akrab dengan semut api dan sengatan menyakitkan, tetapi serangga-serangga merah itu mungkin tampak jinak jika Anda membandingkan dengan sepupunya, semut Malaysia. Juga dikenal sebagai semut meledak, serangga kecil ini benar-benar mengambil pekerjaan sebagai seorang prajurit yang ekstrim. Semut Malaysia adalah sama kecilnya dengan semut biasa, tapi dibangun untuk melayani dan melindungi seluruh koloninya. Dianggap sebagai semut prajurit, di dalam tubuhnya terisi dengan kantong beracun dari kepala hingga ke bawah punggungnya. Ketika predator muncul, otot semut akan kontraksi untuk mempersiapkan racun. Lalu akan menyemprot racun pada musuhnya. Musuh yang terkena bisa mati karena racun, atau jika memiliki kemampuan cukup besar untuk bertahan hidup, ia akan berpikir dua kali sebelum mendekati semut lain di daerah tersebut.
malaysian-ant-.jpg

9.      Skunk (Sigung)
Mamalia hitam dengan garis putih Ini telah mendapatkan gelar hewan terbau di dunia. Menurut Humane Society dari Amerika Serikat, makhluk yang telah disalah artikan ini tidak selalu bau dan hanya mengeluarkan bom bau ketika terancam. Bahkan kemudian, mereka akan memberikan sinyal beberapa peringatan, seperti mendesis, menghentakkan kaki mereka, atau mengangkat ekor mereka di udara sebelum mengeluarkan bau mereka. Semprotan berbahaya Sigung ‘dapat menyebar sejauh 10 kaki (3 meter), tetapi mereka hanya dapat menggunakan 5 sampai 6 kali semprotan sebelum mereka mengisi pasokan bom bau, yang dapat berlangsung hingga 10 hari. Semprotan ini tidak mematikan, namun bau sigung cukup untuk membuat predator apapun mengevakuasi daerah tersebut, dan bau tetap terasa selama berhari-hari, yang dapat membuat korban merasa sangat tidak nyaman. 
HewanSigung.png

10.  Humpback Whale (Paus Bungkuk)
Ketika salah satu mamalia laut terbesar hendak mencari makan yang benar-benar besar, hanya satu atau dua ikan yang tidak akan melakukannya. Ikan paus bungkuk sering berkumpul dengan sesamanya, dan menggunakan metode yang lebih cerdik untuk menangkap ikan prasmanan. Paus mulai dengan melingkari sekelompok ikan, dan kemudian mereka membuang napas untuk menjebak ikan di semacam jaring yang terbuat dari gelembung. Jaring ini cukup kuat dan mampu menangkap ikan seperti jaring sungguhan. Setelah ikan terjebak, ikan paus bungkuk bergiliran menyelam ke bagian bawah jaring, lalu berenang cepat-cepat dengan mulut yang terbuka lebar, mengambil sejumlah besar ikan ke dalam mulut mereka. 
ikan-paus-bungkuk.jpg




11.  Bombardier Beetle (Kumbang Pengebom).
Karena kumbang tidak dapat terbang cepat seperti serangga lainnya, mereka membutuhkan alat-alat lainnya untuk mempertahankan diri melawan musuh. Kumbang Pengebom secara khusus dilengkapi dengan beberapa mekanisme pertahanan yang serius, termasuk lapis baja yang melindungi tubuh dari unsur-unsur. Tapi cairan panas mendidih yang disemprot dari perutnya yang paling efektif terhadap predator. Di dalam perut kumbang ada 2 kamar yang dipenuhi bahan kimia itu, ketika digabungkan, membuat asam yang memanaskan sampai 212 derajat Fahrenheit (100 derajat Celsius) dan kemudian semprotan keluar secara eksplosif melalui dinding perut, dan jika semprotan tidak cukup untuk menakut-nakuti binatang apa pun, kumbang ini juga membuat suara seperti tembakan setelah merilis semprotan asam pada predatornya. 
30124_1257608771324_2345587_n.jpg
12.  Whip Scorpion (Kalajengking Cambuk).
Kalajengking cambuk, nama untuk binatang yang memiliki ekor tipis yang menyerupai cambuk kulit, hanya tumbuh sekitar 3 inci (18 cm). Kalajengking ini tidak memiliki racun dan ekornya tidak menyengat. Tetapi kalajengking cambuk memiliki sesuatu yang tidak dimiliki spesies kalajengking lainnya, yaitu asam. Jika kalajengking cambuk merasa terancam, ia akan menyambuk ekor ke sekelilingnya dan mengeluarkan aliran fluida tajam dari kelenjar analnya. Memang cairan itu tidak beracun, tapi cukup untuk membuat predator untuk mundur atau setidaknya ragu-ragu untuk menyerang dan memberikan kalajengking cambuk untuk kabur. 


download (3).jpg556-20141226013829-whipscorpiont1.jpg
13.  Archer Fish (Ikan Pemanah).
Ikan pemanah adalah penembak jitu di dalam sungai, dan sebuah jet air adalah senjatanya. Dengan bidikan yang tepat, ikan ini mampu mengambil serangga apapun dalam beberapa meter tanpa menggunakan apa-apa selain air yang disemprotkan dari mulutnya. Mulutnya miring ke atas, yang sangat berguna ketika melompat untuk meraih serangga darat. Ikan ini biasanya berenang tepat di bawah permukaan air, dan ketika tempat mangsa itu dalam jangkauan, ia akan menyesuaikan matanya seperti bidikan, sehingga mendapatkan garis horizontal yang sejajar dengan mangsa. Tembakan air yang kuat ini bisa mencapai 5 kaki (1,5 meter) jauhnya. Ikan pemanah hampir selalu mengenai target dengan 1 tembakan, bahkan bisa langsung membunuh belalang, laba-laba dan serangga lainnya. Jika sebuah serangga cukup dekat, ikan akan melupakan tembakannya dan hanya melompat keluar dari air dan mengambil serangga dengan mulutnya sebagai gantinya. 
article-2221324-159EB319000005DC-754_634x779.jpg





14.  Tupai Opossum
Tupai kecil yang lucu punya banyak trik untuk mekanisme pertahanan dirinya. Dia dapat berpura-pura mati! Dia bisa mengeluarkan busa di mulutnya sehingga predatornya akan mengaggapnya seperti keracunan, atau sakit. Hewan ini juga mengeluarkan cairan anus berwarna hijau yang baunya mirip aroma kuskus yang menyengat. Tupai berpura-pura mati yang sebenarnya seperti pingsan sesaat, sehingga membuat predator yang memang ingin membunuhnya enggan mendekatinya.
Opossum2.jpg










BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
   Kesimpulan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Perilaku mempertahankan diri pada hewan yaitu pola Perilaku yaitu perilaku pertahanan hewan yang berkisar pada melarikan diri dari pemangsa potensialnya agar tidak akan di mangsa.
2.    Pola perilaku pertahanan diri pada hewan  terbagi atas 2 yaitu, Pola perilaku mempertahankan diri dan Pola perilaku Bertahan hidup dalam lingkungan fisik
3.    Jenis-jenis pola perilaku bertahan pada hewan yaitu Mimikri, Kamuflase, Autotomi, Hibernasi dan Mengeluarkan cairan atau bau busuk dari dalam tubuhnya

3.2       Saran
Etologi hewan tepatnya pola-pola perilaku pertahanan hewan perlu di pelajari lebih seksama  untuk lebih memahimanya. Namun semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu para pembaca atau pendengar untuk mengetahui tentang materi pola perilaku pertahanan hewan.








DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1993. Microsoft Encarta Encyclopedia Standard 2005.
Wikipedia. 2016. Hibernasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Hibernasi. diakses pada
tanggal 6 desember 2016, pukul 12:23 wita
Sukarsono. 2009. Pengantar Ekologi Hewan. Malang : UMM Press.
Campbell, Neil A. dkk.2004.Biologi Jilid III(edisi.5). Jakarta : Erlangga.

note**) 
**yang ingin mengunduh pptnya silahkah klik link di bawah ini :
Location: Denpasar, Denpasar City, Bali, Indonesia

0 comments:

Post a Comment